Kota Tarakan
Kota Tarakan
Kota Tarakan
|
|
Lambang Kota Tarakan Semboyan: BAIS (Bersih, Aman, Indah, Sehat, dan Sejahtera) Julukan: Bumi Paguntaka |
|
Dasar
hukum
|
|
Tanggal
|
|
Pemerintahan
|
|
- Walikota
|
|
- APBD
|
Rp1,4
Triliun (2010)
|
Luas
|
250,80
km²
|
Populasi
|
|
- Total
|
239.787
jiwa
|
- Kepadatan
|
956
jiwa/km²
|
Demografi
|
|
- Agama
|
|
- Bahasa
|
|
0551
|
|
Pembagian
administratif
|
|
4
|
|
20
|
|
- Situs
web
|
Kota Tarakan merupakan satu-satunya kota di Provinsi Kalimantan Utara, Indonesia dan juga merupakan kota
terkaya ke-17 di Indonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 250,80 km² dan
sesuai dengan data Badan Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana,
Kota Tarakan berpenduduk sebanyak 239.787 jiwa. Tarakan atau juga dikenal
sebagai Bumi
Paguntaka, berada pada sebuah pulau kecil.
Semboyan dari kota
Tarakan adalah Tarakan Kota "BAIS" (Bersih, Aman, Indah, Sehat dan
Sejahtera).
Sejarah
Tarakan menurut cerita
rakyat berasal dari bahasa tidung “Tarak” (bertemu) dan “Ngakan” (makan) yang
secara harfiah dapat diartikan “Tempat para nelayan untuk istirahat makan,
bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lain. Selain itu
Tarakan juga merupakan tempat pertemuan arus muara Sungai Kayan, Sesayap dan
Malinau.
Era Kerajaan Tidung
Kerajaan Tidung[3] atau dikenal pula dengan
nama Kerajaan Tarakan (Kalkan/Kalka) adalah kerajaan yang memerintah Suku Tidung di Kalimantan Utara,
yang berkedudukan di Pulau Tarakan dan berakhir di
Salimbatu. Sebelumnya terdapat dua kerajaan di kawasan ini, selain Kerajaan
Tidung, terdapat pula Kesultanan
Bulungan yang
berkedudukan di Tanjung Palas. Berdasarkan silsilah (Genealogy) yang ada bahwa
dipesisir timur Pulau Tarakan yaitu di kawasan Dusun
Binalatung sudah ada Kerajaan Tidung Kuno (The Ancient Kingdom of Tidung),
kira-kira pada tahun 1076-1156, kemudian berpindah ke pesisir selatan Pulau
Tarakan di kawasan Tanjung Batu pada tahun 1156-1216, lalu bergeser lagi ke
wilayah barat yaitu ke kawasan Sungai Bidang kira-kira pada tahun 1216-1394,
setelah itu berpindah lagi, yang relatif jauh dari Pulau Tarakan ke daerah
Pimping bagian barat dan kawasan Tanah Kuning, sekitar tahun 1394-1557.
Dari riwayat-riwayat
yang terdapat dikalangan suku Tidung tentang kerajaan yang
pernah ada dan dapat dikatakan yang paling tua di antara riwayat lainnya yaitu
dari Menjelutung di Sungai Sesayap dengan
rajanya yang terakhir bernama Benayuk. Berakhirnya zaman Kerajaan Menjelutung karena
ditimpa malapetaka berupa hujan ribut dan angin topan yang sangat dahsyat
sehingga mengakibatkan perkampungan di situ runtuh dan tenggelam kedalam air
(sungai) berikut warganya. Peristiwa tersebut dikalangan suku Tidung disebut Gasab yang
kemudian menimbulkan berbagai mitos tentang Benayuk dari Menjelutung.
Dari beberapa sumber
didapatkan riwayat tentang masa pemerintahan Benayuk yang berlangsung sekitar
35 musim. Perhitungan musim tersebut adalah berdasarkan hitungan hari bulan
(purnama) yang dalam semusim terdapat 12 purnama. Dari itu maka hitungan musim
dapat disamakan lebih kurang dengan tahun Hijriah. Apabila dirangkaikan dengan
riwayat tentang beberapa tokoh pemimpin (Raja) yang dapat diketahui lama masa
pemerintahan dan keterkaitannya dengan Benayuk, maka diperkirakan tragedi di
Menjelutung tersebut terjadi pada sekitaran awal abad XI. Kelompok-kelompok
Suku Tidung pada zaman Kerajaan Menjelutung belumlah seperti apa yang terdapat
sekarang ini, sebagaimana diketahui bahwa dikalangan Suku Tidung yang ada di Kalimantan
Timur dan Utara sekarang terdapat 4 (empat) kelompok dialek bahasa Tidung,
yaitu :
§
Dialek bahas Tidung Malinau
§
Dialek bahasa Tidung Sembakung.
§
Dialek bahas Tidung Sesayap.
§
Dialek bahas Tidung Tarakan yang
biasa pula disebut Tidung Tengara yang kebanyakan bermukim di daerah air asin.
Dari adanya beberapa
dialek Bahasa Tidung yang merupakan kelompok
komunitas berikut lingkungan sosial budayanya masing-masing, maka tentulah dari
kelompok-kelompok dimaksud memiliki pemimpin masing-masing. Sebagaimana
diriwayatkan kemudian bahwa setelah Kerajaan Benayuk di Menjelutung runtuh maka
anak keturunan beserta warga yang selamat berpindah dan menyebar kemudian
membangun pemukiman baru. Salah seorang dari keturunan Benayuk yang bernama
Kayam selaku pemimpin dari pemukiman di Linuang Kayam (Kampung si Kayam) yang
merupakan cikal bakal dari pemimpin (raja-raja) di Pulau Mandul, Sembakung dan
Lumbis.
Berikut adalah raja-raja
yang pernah memimpin Kerajaan Tidung :
§
Benayuk dari sungai Sesayap,
Menjelutung (Masa Pemerintahan ± 35 Musim)
§
Yamus (Si Amus) (Masa Pemerintahan ±
44 Musim)
§
Ibugang (Aki Bugang)
§
Itara (Lebih kurang 29 Musim)
§
Ikurung (Lebih kurang 25 Musim)
§
Ikarang (Lebih kurang 35 Musim), di
Tanjung Batu (Tarakan).
§
Karangan (Lebih kurang Musim)
§
Ibidang (Lebih kurang Musim)
§
Bengawan (Lebih kurang 44 Musim)
§
Itambu (Lebih kurang 20 Musim)
§
Aji Beruwing Sakti (Lebih kurang 30
Musim)
§
Aji Surya Sakti (Lebih kurang 30
Musim)
§
Aji Pengiran Kungun (Lebih kurang 25
Musim)
§
Pengiran Tempuad (Lebih kurang 34
Musim)
§
Aji Iram Sakti (Lebih kurang 25
Musim) di Pimping, Bulungan
§
Aji Baran Sakti (Lebih kurang 20
Musim).
§
Datoe Mancang (Lebih kurang 49
Musim)
§
Abang Lemanak (Lebih kurang 20
Musim), di Baratan, Bulungan
§
Ikenawai bergelar Ratu Ulam Sari
(Lebih kurang 15 Musim)
Era Dinasti Tengara
Dinasti Tengara bermulai
pada tahun 1557-1916 Masehi, dinasti ini pertama kali dipimpin oleh Amiril Rasyd Gelar Datoe Radja Laoetpada
tahun 1557 Masehi dan berakhir pada saat dipimpin oleh Datoe Adil pada tahun 1916, Dinasti
Tengara berlokasi di kawasanPamusian, Tarakan
Tengah
Berikut adalah raja-raja
yang pernah berkuasa pada masa Dinasti Tengara :
§
Amiril Rasyd Gelar Datoe Radja Laoet
(1557-1571)
§
Amiril Pengiran Dipati I (1571-1613)
§
Amiril Pengiran Singa Laoet
(1613-1650)
§
Amiril Pengiran Maharajalila I
(1650-1695)
§
Amiril Pengiran Maharajalila II
(1695-1731)
§
Amiril Pengiran Dipati II
(1731-1765)
§
Amiril Pengiran Maharajadinda
(1765-1782)
§
Amiril Pengiran Maharajalila III
(1782-1817)
§
Amiril Tadjoeddin (1817-1844)
§
Amiril Pengiran Djamaloel Kiram
(1844-1867)
§
Ratoe Intan Doera/Datoe Maoelana
(1867-1896), Datoe Jaring gelar Datoe Maoelana adalah putera Sultan Bulungan
Muhammad Kaharuddin (II)
Era Hindia Belanda
Ketenangan masyarakat
setempat agak terganggu ketika pada tahun 1896, sebuah perusahaan perminyakan Belanda, BPM (Bataavishe
Petroleum Maatchapij) menemukan adanya sumber minyak di pulau ini. Banyak
tenaga kerja didatangkan terutama dari pulau jawa seiring dengan meningkatnya
kegiatan pengeboran. Mengingat fungsi dan perkembangan wilayah ini, pada tahun
1923 Pemerintah Hindia Belanda merasa perlu untuk
menempatkan seorang Asisten Residen di pulau ini yang membawahi 5 (lima)
wilayah, yakni: Tanjung Selor, Tarakan, Malinau, Apau Kayan dan Berau. Namun
pada masa pasca kemerdekaan, Pemerintah RI merasa perlu untuk mengubah status
kewedanan Tarakan menjadi Kecamatan Tarakan sesuai dengan Keppress RI No. 22
Tahun 1963.
Era Pendudukan Jepang
Pada saat pendaratan
Sekutu, angkatan Jepang di Tarakan berjumlah 2.200 orang yang didatangkan dari Angkatan
Darat Kekaisaran Jepang dan Angkatan
Laut Kekaisaran Jepang. Satuan terbesar adalah Batalion Infantri
Independen ke-455 yang berkekuatan 740 orang yang dikomandoi oleh Mayor Tadai
Tokoi. 150 pasukan pendukung AD juga ada di Tarakan. Sumbangan AL kepada
garnisun Tarakan tersusun atas 980 pelaut yang dikomandoi oleh Komandan Kaoru
Kaharu. Satuan laut utama adalah Angkatan Garnisun Laut ke-2 yang berkekuatan
600 orang. Satuan laut ini dilatih bertempur sebagai infantri dan mengoperasikan
beberapa senapan pertahanan pesisir. 350 pekerja minyak sipil Jepang juga
diharapkan bertempur pada saat serangan Sekutu. Angkatan Jepang termasuk
sekitar 50 orang Indonesia yang berdinas di satuan pengawal pusat. Mayor Tokoi
mengarahkan keseluruhan pertahanan Tarakan, meskipun hubungan antara AL dan AD
buruk.[4]
Angkatan Jepang
dipusatkan di sekitar Lingkas, pelabuhan utama Tarakan dan tempat satu-satunya
pantai yang cocok untuk pendaratan pasukan.[5] Pembela itu telah
menghabiskan waktu beberapa bulan sebelum serangan yang menyusun posisi
bertahan dan menanam ranjau.[6] Pertahanan yang diatur
itu banyak dipakai selama pertempuran, dengan taktik Jepang yang difokuskan
pada posisi bertahan pra-persiapan yang kuat. Jepang tak melakukan
kontra-serangan besar apapun, dan kebanyakan gerakan menyerang terbatas pada
beberapa pihak penyerang yang mencoba menyelusup garis Australia.[7]
Mendapatkan ladang
minyak Tarakan adalah satu tujuan awal Jepang selama Perang Pasifik. Jepang menyerang Tarakan
pada tanggal 11 Januari 1942 dan
mengalahkan garnisunBelanda yang kecil dalam pertempuran
yang berlangsung selama 2 hari di
mana separuh pasukan Belanda gugur. Saat ladang minyak Tarakan berhasil
disabotase oleh Belanda sebelum penyerahannya, Jepang bisa dengan cepat
memperbaikinya agar bisa menghasilkan lagi dan 350.000 barel diproduksi tiap
bulan dari awal tahun 1944.[8]
Menyusul penyerahan
Belanda, 5.000 penduduk Tarakan amat menderita akibat kebijakan
pendudukan Jepang. Banyaknya pasukan Jepang yang ditempatkan di
pulau ini mengakibatkan penyunatan bahan makanan dan sebagai akibatnya banyak
orang Tarakan yang kurang gizi. Selama pendudukan itu, Jepang
membawa sekitar 600 buruh ke Tarakan dari Jawa. Jepang juga memaksa sekitar 300 wanita Jawa untuk
bekerja sebagai "jugun ianfu"
(wanita penghibur) di Tarakan setelah membujuk mereka dengan janji palsu
mendapatkan kerja sebagai juru tulis maupun membuat pakaian.[9]
Arti penting Tarakan
bagi Jepang makin menguap dengan gerak maju cepat angkatan Sekutu ke daerah
itu. Tanker minyak Jepang yang terakhir
meninggalkan Tarakan pada bulan Juli 1944, dan serangan udara Sekutu yang hebat
pada tahun-tahun itu menghancurkan produksi minyak dan fasilitas penyimpanan di
pulau itu. Serangan ini juga membunuh beberapa ratus penduduk sipil Indonesia.
Sejalan dengan kepentingannya yang makin menurun, garnisun Jepang di Tarakan
berkurang pada awal 1945 saat salah satu dari 2batalion infantri yang ditempatkan di
pulau itu (Batalion Infantri Independen ke-454) ditarik ke Balikpapan. Batalion ini dihancurkan oleh Divisi ke-7 Australia pada
bulan Juli selamaPertempuran
Balikpapan.
Era Kemerdekaan
Letak dan posisi yang
strategis telah mampu menjadikan kecamatan Tarakan sebagai salah satu sentra
industri di wilayah Provinsi Kalimantan Timur bagian utara sehingga
pemerintah perlu untuk meningkatkan statusnya menjadi Kota Administratif sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1981.
Status Kota
Administratif kembali ditingkatkan menjadi Kotamadya berdasarkan Undang-undang
RI No. 29 Tahun 1997 yang peresmiannya dilakukan langsung oleh Menteri dalam
Negeri pada tanggal 15 Desember 1997, sekaligus menandai tanggal tersebut sebagai Hari Jadi
Kota Tarakan.
Sejak tahun 2012, Kota
Tarakan merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Utara, seiring dengan
pemekaran provinsi baru tersebut dari Provinsi Kalimantan Timur.
Pemerintahan
Kecamatan
Kota Tarakan terbagi
atas 4 Kecamatan, yaitu:
Kelurahan
Kota Tarakan terdiri
dari 4 Kecamatan dan 20 Kelurahan, untuk Kecamatan Tarakan Barat dan Tarakan
Tengah masing-masing terdiri dari 5 Kelurahan, untuk Tarakan Timur terdiri dari
7 Kelurahan dan 3 Kelurahan untuk Tarakan Utara.
Berikut adalah daftar
Kelurahan di Kota Tarakan:
Geografi
Kota Tarakan, yang
secara geografis terletak pada 3°14'23" - 3°26'37" Lintang Utara dan
117°30'50" - 117°40'12" Bujur Timur, terdiri dari 2 (dua) pulau,
yaitu Pulau Tarakan dan Pulau Sadau dengan luas wilayah mencapai 657,33 km².
Adapaun batas-batas
wilayah sebagai berikut :
§
Sebelah Utara : Kecamatan Pulau
Bunyu
§
Sebelah Timur : Laut Sulawesi
§
Sebelah Selatan : Kecamatan Tanjung
Palas
§
Sebelah Barat : Kecamatan Sesayap
dan Kecamatan Sekatak
Suhu udara minimum Kota
Tarakan rata-rata 24,1 °C dan maksimum 31,1 °C dengan Kelembabab
rata-rata 84,7%. Curah Hujan dalam 5 tahun terakhir rata-rata sekitar 308,2
mm/bulan dan penyinaran rata-rata 49,82%, telah memberikan julukan tersendiri
bagi pulau ini sebagai daerah yang tak kenal musim.
Penduduk & Agama
Penduduk
Berikut adalah
pertumbuhan penduduk Kota Tarakan dari tahun 1980 :
Tahun
|
Populasi
|
1980
|
55.444 jiwa
|
1991
|
84.648 jiwa
|
1997
|
109.353 jiwa
|
1998
|
113.565 jiwa
|
2000
|
116.641 jiwa
|
2001
|
121.588 jiwa
|
2003
|
149,998 jiwa
|
2005
|
168.331 jiwa
|
2007
|
176.981 jiwa
|
2008
|
178.111 jiwa
|
2010
|
193.069 jiwa [13]
|
2012
|
239.787 jiwa
|
Berdasarkan data yang
ada pada hasil Sensus Penduduk 2010,
jumlah penduduk Kota Tarakan mencapai 193.069 jiwa, terdiri dari laki-laki =
101.464 jiwa dan perempuan = 91.605 jiwa.
Penduduk Tarakan
berdasarkan wilayah :
Jumlah penduduk di
Kecamatan Tarakan
Barat adalah
67.780 jiwa, berikut adalah data dari setiap kelurahan :
Kelurahan
|
Penduduk
|
Luas
|
Karang Anyar
|
27.573 jiwa
|
5,61 km²
|
Karang Anyar Pantai
|
17.855 jiwa
|
8,51 km²
|
Karang Balik
|
7.875 jiwa
|
0,80 km²
|
Karang Harapan
|
7.621 jiwa
|
12,31 km²
|
Karang Rejo
|
6.856 jiwa
|
0,76 km²
|
Jumlah penduduk di
Kecamatan Tarakan
Tengah adalah
60.397 jiwa, berikut adalah data dari setiap kelurahan :
Kelurahan
|
Penduduk
|
Luas
|
Kampung 1 Skip
|
8.410 jiwa
|
50,61 km²
|
Pamusian
|
14.131 jiwa
|
2,54 km²
|
Sebengkok
|
15.019 jiwa
|
1,48 km²
|
Selumit
|
6.490 jiwa
|
0,43 km²
|
Selumit Pantai
|
16.347 jiwa
|
0,48 km²
|
Jumlah penduduk di
Kecamatan Tarakan
Timur adalah
42.909 jiwa, berikut adalah data dari setiap kelurahan :
Kelurahan
|
Penduduk
|
Luas
|
Gunung Lingkas
|
7.905 jiwa
|
3,19 km²
|
Lingkas Ujung
|
10.409 jiwa
|
1,16 km²
|
Kampung 4
|
4.529 jiwa
|
11,39 km²
|
Kampung 6
|
5.433 jiwa
|
11,21 km²
|
Mamburungan
|
7.633 jiwa
|
8,51 km²
|
Mamburungan Timur
|
2.531 jiwa
|
10,40 km²
|
Pantai Amal
|
4.469 jiwa
|
12,15 km²
|
Jumlah penduduk di
Kecamatan Tarakan
Utara adalah
21.983 jiwa, berikut adalah data dari setiap kelurahan :
Kelurahan
|
Penduduk
|
Luas
|
Juata Kerikil
|
4.705 jiwa
|
10,59 km²
|
Juata Laut
|
10.401 jiwa
|
84,54 km²
|
Juata Permai
|
6.877 jiwa
|
14,23 km²
|
Suku & Agama
Kota Tarakan, yang
didiami oleh suku asli Tidung, dalam perkembangannya sebagaimana daerah lain
dihuni pula oleh suku-suku lain seperti, Suku Dayak, Banjar, Jawa, Bugis,
Batak, Toraja, Tionghoa, dan lain-lain.
Pemeluk agama terbesar
adalah Islam disamping Kristen, Hindu dan Budha. Berikut jumlah Penduduk
Menurut Agama/Kepercayaan :
162.983 jiwa
|
|
20.633 jiwa
|
|
5.523 jiwa
|
|
3.746 jiwa
|
|
162 jiwa
|
|
12 jiwa
|
|
Lain-lain
|
10 jiwa
|
Dibidang kesenian, Tanah Paguntaka ini
terkenal akan Tari Jepen yang
merupakan tari asli daerah ini, selain Hadrah dan tari-tari
tradisional yang berasal dari berbagai daerah. Sementara di dunia musik,
perkembangan musik tradisional dan modern juga menunjukkan kemajuan yang
berarti.
Pendidikan
Pendidikan di Kota
Tarakan lumayan maju, karena sudah memiliki beberapa Sekolah Bertaraf
Internasional, yaitu SMP Negeri 1
Tarakan[17] [18], SMP
Negeri 3 Tarakan, dan SMA Negeri 1
Tarakan[19] [20], dan
2 Sekolah Adiwiyata, yaitu SMP Negeri 1 Tarakan dan SMK Negeri 1 Tarakan.
Berikut adalah data
tentang pendidikan di Kota Tarakan :
Transportasi
Darat
Di Tarakan hanya ada Taxi Bandara
dan Angkutan Kota atau Angkot untuk
transportasi darat, Bus hanya
digunakan untuk karyawan industri di daerah Juwata Laut. Rencananya akan di
bangun jembatan penghubung antara Kota Tarakan dengan Kecamatan Sekatak, Kabupaten
Bulungan [21].
Panjang jembatan yang akan dibangun ini adalah 5 km dan akan melewati Pulau Sadau di
tengahnya.
Laut
Tarakan menyediakan
pelayanan transportasi laut dengan tujuan wilayah lain di Kalimantan Utara dan Tawau, Sabah, Malaysia. Pelabuhan di Tarakan juga
melayani transportasi laut ke Jawa dan Sulawesi. Di Kota Tarakan terdapat 4
pelabuhan utama antara lain Pelabuhan Tengkayu I, Pelabuhan Tengkayu II,
Pelabuhan Malundung dan Pelabuhan Juwata Laut. Pelabuhan Tengkayu I
dimanfaatkan sebagai pelabuhan untuk Speed Boat ke wilayah lain di Kalimantan
Utara jaraknya dari pusat kota sekitar 1 km, Pelabuhan Tengkayu II digunakan
sebagai pelabuhan bongkar muat barang jarak dari pusat kota hanya 500 m,
Pelabuhan Malundung digunakan sebagai pelabuhan untuk kapal besar tujuan Jawa,
Sulawesi dan Malaysia jaraknya dari pusat kota 1,5 km, serta Pelabuhan Juwata
Laut yang baru saja dibangun digunakan sebagai pelabuhan Ferry jaraknya dari pusat kota
adalah 10 km.
Udara
Transportasi udara di
kota Tarakan dimungkinkan melalui pelabuhan udara International Juwata, yang
melayani penerbangan dari maskapai penerbangan Domestik maupun International.
Rute Domestik meliputi antara lain dari Tarakan langsung menuju kota : Balikpapan, Surabaya, Jakarta, Tanjung Selor, Nunukan, Berau. Maskapai penerbangan yang melayani antara lain : Lion Air, Batavia Air, Sriwijaya Air, Kalstar, Susi Air, MAF.
Sedangkan rute International, baru saja diresmikan pada awal tahun 2012 dengan
rute Tarakan -Tawau (Malaysia) pulang pergi
dengan dilayani maskapai penerbangan MASWings dari Malaysia.
Perbankan
Tarakan memiliki
beberapa bank pemerintah
dan swasta maupun syariah yang membuka kantor cabang, berikut adalah daftar
bank di Kota Tarakan :
§
Bank Indonesia, cabang Kalimantan Timur
bagian Utara
Media Informasi
Televisi
Radio
§
RRI Tarakan Pro1 - 97.9 MHz
§
RRI Tarakan Pro2 - 101.9 MHz
§
RRI Tarakan Pro3 - 88.8 MHz
§
Suara Kasih - 91.2 MHz
§
Pas FM - 92.0 MHz
§
Breaker FM - 95.3 MHz
§
Suara Bhayangkara - 96.0 MHz
§
Radar Tarakan (RTFM) - 98.7 MHz
§
Kaltara FM - 100.3 MHz
§
Radio Dakwah At-Tanwir - 103.2 MHz
§
Bunyu FM, Bunyu - 104.1 MHz
§
Medika FM - 104.6 MHz
§
Star FM - 105.4 MHz
§
Grass FM - 106.2 MHz
§
Beo Persada (Radio Elshinta) - 106.7
MHz
Surat Kabar Harian
Obyek Wisata
Berikut adlah
wisata-wisata yang dapat ditemukan di Tarakan :
1. Pesta
Rakyat Iraw Tengkayu, merupakan peristiwa bersejarah bagi masyarakat bumi
paguntaka biasa diperingati setiap 2 tahun sekali
2. Pantai
Amal, terdiri dari 2 buah pantai, yaitu pantai amal baru dan pantai amal lama,
pantai ini terletak di Kelurahan Pantai Amal, Kecamatan Tarakan
Timur. Pemandangan di pantai amal sangat indah karena memiliki
banyak pohon kelapa dan airnya yang berwarna biru
4. Gusher Plaza, terletak disamping Hutan
Mangrove, didalam Gusher Plaza terdapat Ramayana Department Store, Robinson
Supermarket, KFC, EMI dan sebagainya. Kebanyakan merupakan Ruko (rumah toko)
yang sebagian besar bergerak di bidang usaha retail alat rumah tangga,
handphone, pakaian dan lain-lain.
5. THM
Plaza, berada di depan Grand Tarakan Mall, terdapat banyak kios, salah satunya KFC, toko buku Karisma.
6. Museum
Rumah Bundar, merupakan museum dengan bentuk atap bundar atau setengah
lingkaran, museum ini berisi peninggalan sejarah milik Belanda dan Jepang [25] [26]
7. Baloy
Adat Tidung, adalah museum peninggalan sejarah kerajaan Tidung
9. Islamic
Center Baitul Izzah, Kampung Empat, Tarakan
Timur adalah
masjid terbesar di Kalimantan Utara. Islamic Center ini terletak sekitar 5 km
dari pusat kota.
10. Bais
Hills Pantai Amal, terdapat kolam renang umum dan restaurant.
11. Penangkaran
Buaya Juwata, berada di Kelurahan Karang Harapan, Tarakan
Barat .
Obyek ini adalah salah satu obyek wisata unggulan di Kota Tarakan dan memiliki
koleksi buaya dari beberapa wilayah di Kalimantan. Dengan luas sekitar 5
hektar, kegiatan penangkaran buaya telah dimulai sejak 1991. Ada tiga jenis
buaya ditangkarkan di sini. Mereka adalah Buaya Muara (crocodylus porosus),
Buaya Supit (tamistoma scheillius), dan Buaya Air Tawar (crocodylus
siamlisus)
12. Tarakan
Expo, diadakan setiap ulang tahun Kota Tarakan mulai tanggal 15 Desember sampai
Tahun Baru
13. Wana
Wisata Persemaian, sebuah Wana Wisata yang
jaraknya kurang lebih 30 menit dari pusat kota ini merupakan sebuah tempat
persemaian beberapa tumbuhan. Wana Wisata ini di miliki oleh badan Inhutani
kota Tarakan. Tak hanya pepohonan atau tumbuhan saja yang dapat anda lihat
disana, tetapi juga dapat ditemukan beberapa fauna yang hidup bebas ditempat
tersebut. Wana Wisata ini terletak di Kelurahan Karang Harapan, Tarakan
Barat. Banyak yang berkunjung sebagai sarana piknik keluarga di
samping itu tersedia juga sarana latihan Golf bagi
pemula Update
2012 : Wahana wisata ini kurang terawat dan sering dijadikan sebagai
lokasi Bumi perkemahan Pramuka.
14. Taman
Kebun Anggrek, merupakan tempat atau lokasi penangkaran serta pembudidayaan Anggrek di Tarakan
15. Taman
Oval Ladang
16. Taman
Oval Markoni
17. Taman
Oval Malundung
18. Taman
Monumen Penghargaan Kota Tarakan di Bandara Juwata
19. Bungker
Peninggalan Jepang di Bandara Juwata
20. Makam
Tentara Jepang
21. Tugu
Makam Tentara Australia
22. Air
Terjun Karungan
23. Pulau
Sadau
24. Taman
Rekreasi Air 3R
Tidak ada komentar:
Posting Komentar